Busana Pengantin Anggun Bergaya Eropa
Modifikasi kebaya pengantin dengan paduan kain khas Bengkulu, Basurek, dengan desain bergaya Eropa, menjadi karakter khas koleksi Baes by Mulyadi 2010.
Untuk ketiga kalinya pada tahun 2010, perancang muda Mulyadi menggelar koleksi busana pengantinnya. Kali ini gaya Victorian yang jelas tampak pada rancangannya.
"Kain Basurek dimodifikasi dalam rancangan kebaya dengan sentuhan internasional. Gaya Victorian terlihat pada bagian rok atau kerah. Aksesorinya juga lebih banyak, dengan payet dan bolero pada gaun pengantinnya," papar Mulyadi kepadaKompas Female usai fashion show di Grand Wedding Festival 2010 di Balai Samudra Kelapa Gading, Jakarta, Minggu (18/4/2010) lalu.
Soal konsep warna, pernikahan umumnya masih sangat identik dengan gold, tembaga bakar, atau broken white. Begitupun dengan 10 koleksi busana pengantin Baes by Mulyadi.
Tiga desain busana pengantin prianya terlihat mengikuti tradisi model jas beskap. Pemilihan warnanya cerah, dengan penuh payet berkesan mewah. Sedangkan tujuh koleksi gaun pengantinnya memberi kesan elegan yang juga sarat tradisi.
Menyinggung tren busana pengantin, Mulyadi mengaku bahwa desain, model, dan warna kembali kepada konsep pernikahan dan selera masing-masing pasangan. Jadi, temukan rancangan busana pengantin yang sesuai dengan tema pernikahan, dan memenuhi selera Anda.
Metamorfosis Kebaya Modern 2010
"Tahun ini saya mengangkat tema Putri Kedhaton sendiri merupakan sebuah inspirasi tiada batas. Cantik, pribadi anggun, dan elegan. Dengan aksesoris berbagai macam memberi efek bahwa wanita adalah cantik," terang Tomy Tri Wahyudi kepada Kompas Female, usai peragaan busananya di acara MKE Five Star Wedding Exhibition East Meets West Part 2, yang berlangsung di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, beberapa waktu lalu. Di tahun kesebelas ia berkarya, Tomy, dengan label House of Tomy mencoba melawan arus. "Saya melihat beberapa teman yang mendesain pakaian pengantin mengambil rancangan yang sangat internasional. Tapi saya mencoba tetap di desain tradisional. Karena menurut saya, meski semaskulin apa pun wanita Indonesia, pada hari pernikahannya ia akan kembali menggunakan kebaya," tuturnya. Mengikuti tema yang dinaikkan oleh penyelenggara acara, Tomy mencoba mengawinkan pakem-pakem tradisional kebaya khas Jawa dengan karakter wanita yang berbeda-beda. Desain-desain Tomy yang mencoba mengambil gaya berbeda, membuat rancangannya terlihat berbeda. "Saya berusaha menampilkan karakter-karakter wanita melalui rancangan ini. Ada wanita yang maskulin, yang biasanya tak ingin repot, tapi tetap ingin kebayaan, ia bisa menggunakan rancangan yang menggunakan celana panjang atau legging yang terbuat dari kain prada, saya namakan Kebaya Srikandi, (lihat galeri di sini)" cerita Tomy. Selain celana panjang yang menyita perhatian, Tomy juga mencoba mendesain pakaian kebaya pengantin dengan rok mini. "Kebaya dengan rok mini saya tampilkan untuk wanita yang ultrafeminin," pungkasnya. Nampaknya, melalui desain-desain yang tak biasanya ini, Tomy memiliki sebuah cita-cita. "Saya ingin memberikan desain berbeda melalui kebaya-kebaya ini. Menurut saya, kebaya pun bisa jadi taste internasional, dan tidak hanya dipakai orang Indonesia. Harapannya bisa juga dikenakan dan disukai oleh orang-orang dari luar negeri," tutur Tomy yang mengenakan batik dipadu dengan celana jins, serta tas selempang berwarna putih malam itu. Untuk ke-12 desain yang ia tampilkan malam itu, Tomy banyak menggunakan bahan-bahan french lace (brokat Perancis), brokat Italia, organza sutera, dan sifon sutera yang dalam proses handpainting. Satu lagi yang cukup membuat kejutan dari desain House of Tomy adalah penggunaan kain handpainting pada kain bagian belakang. Di rancangannya, ia menggunakan lukisan Rama-Sinta, Kereta Kencana, dan Loro Blonyo. Meski memang bukan hal yang baru, karena lukisan pada kain ini juga pernah digunakan pada beberapa desainer lain, namun untuk dikenakan pada pakaian pengantin, rancangan Tomy cukup membuat kejutan. Tak sulit untuk membedakan rancangan Tomy dari busana pengantin adat Jawa lainnya. Pasalnya, Tomy banyak menggunakan detail dan warna yang cenderung banyak. Bahkan dalam satu rancangan bisa lebih dari 5 warna yang ia gunakan. Tomy mengakui, "Ya, itu adalah ciri saya. Saya suka menggabung-gabungkan warna-warna kontras. Ada merah, biru, kuning, hijau, oranye, dan lainnya. Tapi saya mencoba mencampur warna pada detail-detail ini di hasil akhirnya akan mencipta suatu harmoni. Kalau hanya satu warna dari atas sampai bawah, rasanya bukan House of Tomy, deh." Selain itu, ciri khas yang ingin ditonjolkan Tomy adalah kepraktisan dalam penggunaan. Ia mengatakan, bahwa pada rancangannya, ia ingin si pengantin merasa nyaman, tanpa perlu repot menggunakan banyak bahan dan lapisan. Jadi, kebaya yang ia rancang sudah ditempelkan langsung pada bustier, sehingga si pengantin tinggal pakai seperti pakaian biasa. Untuk harga, "Mulai dari Rp 30 juta," ujar Tomy yang berencana untuk membuka toko di Jakarta tahun ini.
Modifikasi Fesyen Pengantin Tradisional
Pada hari pembukaan Wedding Exhibition East Meets West Part 2, beberapa desainer yang turut berpartisipasi pada acara ini memberikan preview pakaian-pakaian pengantin hasil rancangannya. Yang menarik adalah, beberapa desainer mencoba keluar dari rancangan busana pengantin internasional dan memodifikasi pakaian pengantin dari kain tradisional.
Pakaian tradisional Indonesia, jika ditilik satu per satu memiliki ciri dan kecantikan masing-masing. Misal, pakaian Bali memiliki ciri warna-warna yang cerah, ditambah dengan motif prada (keemasan) di atas kainnya, sehingga mencipta kilau yang memukau. Hal ini digunakan oleh Marga Alam yang kemudian memodifikasi sepasang pakaian pengantin dengan kain Bali tersebut. Satu rancangannya ia peragakan pada acara pembukaan Wedding Exhibition East Meets West Part 2 yang berlangsung sejak hari Jumat (16/04/2010) hingga Minggu (18/04/2010) di Grand Ballroom Ritz Carlton Hotel, Pacific Place, Jakarta.
Di acara tersebut, terdapat beberapa desainer lain pun turut serta memeragakan busana modifikasi dari pakaian adat Indonesia. Di antaranya; pakaian pengantin Bugis oleh Hengky Kawilarang, busana pengantin Padang oleh Rusli Tjohnardi dan songket dari Elly Kasim, kebaya pengantin wanita oleh House of Tommy (Yogyakarta), busana pengantin Sunda dari Tien Santoso, serta adat Jawa rancangan dari Ferry Sunarto.
Untuk melihat lebih lengkap koleksi dari Marga Alam, Rusli Tjohnardi, dan The Attic Brides, Anda bisa datang ke acara peragaan busana pengantin yang akan dilangsungkan hari ini, pada pukul 19.00, di Grand Ballroom Ritz Carlton Hotel, Pacific Place, Jakarta.
Perkawinan Nia Ramadhani Nan Mewah & Berdarah
Pernikahan Nia Ramadhani Ardi Bakrie Plus Cincin Kawin Berdarah. Waw itu kata yang saya ucapkan pertama kali ketika melihat pernikahan dari nia ramadhani dan ardi bakrie yang sama-sama sudah kita tahu merupakan acara perkawinan paling megah di tahun 2010 ini. Bagaimana tak megah biaya untuk undangan saja disinyalir bisa ratusan juta belum lagi biaya yang lainnya lagi pasti akan menembus angka milyaran donk gan. Lepas dari biaya pernikahan artis yang mempunyai nama asli prianti nur ramadhania alhamdulillah saja ternyata berjalan dengan lancar dan tentu saja dalam suasana yang sakral.
Kerajinan Suvenir Perkawinan Unik & Etnik
Sleman: Hampir semua bagian dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan mulai dari buah, batang, daun, serabut, hingga batoknya. Tak heran jika di Filipina, pohon kelapa dianggap sebagai pohon kehidupan.
Batang kelapa bisa disulap menjadi produk bernilai jual tinggi apabila digarap dengan kreatif. Kerajinan batang kelapa antara lain dihasilkan darirumah Tatik Winarni, warga Desa Ambarketawang, Sleman, Yogyakarta.
Tatik Winarni merubah batang kelapa menjadi suvenir pernikahan yang cantik dan lucu. Usaha Tatik dirintis sejak 1995. Membuat suvenir batang kelapa yang enak diliihat harus dilakukan dengan cermat dan teliti.
Salah satu suvenir pernikahan dari batang kelapa adalah tempat garam dan lada. Untuk membuat produk ini, pertama-tama, batang pohon kelapa dibelah dan dipotong-potong. Setelah itu diproses dengan mesin bubut.
Kerajinan suvenir pernikahan ini telah merambah berbagai kota besar di Indonesia bahkan sejumlah negara Asia dan Eropa. Tatik menjual produknya mulai dari Rp 1.500 hingga Rp 15 ribu per buah. (lip6 - to GrosirKebaya.Net)
Komunikasi adalah Kunci Utama Pernikahan
Pernikahan adalah sesuatu yang harus dijaga dan dipertahankan. Tidak jarang kerikil tajam mengganggu cerita pernikahan seseorang. Dari hasil penelitian, Komunikasi menjadi masalah utama sebuah pernikahan.
Sebuah survei yang dilakukan secara online oleh situs khusus perempuan Amerika Serikat, She knows. Sebanyak 1.900 perempuan berbagi cerita mengenai pernikahan mereka dan apa masalahnya. Berikut ini beberapa masalah yang terungkap.
Sebanyak 36 persen perempuan mengungkapkan bahwa masalah komunikasi adalah masalah yang paling sering memiliki buntut panjang pada sebuah pernikahan. Perbedaan otak laki-laki dan perempuan menjadi sebab utama mengapa terkadang komunikasi di antara Anda dan pasangan tak bisa berjalan lancar.
Laki-laki lebih banyak menggunakan otak kirinya saja saat bertindak. Otak kiri itu fokus pada logika dan penyelesaian masalah. Sedangkan perempuan menggunakan kedua sisi otaknya secara seimbang. Itulah mengapa perempuan lebih banyak menganalisa (dan kadang dianggap laki-laki terlalu banyak menganalisa).
Untuk menyelesaikan masalah ini, sebaiknya ubah cara komunikasi Anda dengan pasangan. Ketimbang marah-marah hanya karena si dia lupa menutup toilet, lebih baik beritahu pasangan Anda dengan cara yang lain. Cara yang sesuai dengan cara berpikirnya. Misalnya, "Sayang jika kamu tidak menutup toilet, maka kita berdua akan berisiko terkena iritasi pada kulit bokong. Toilet yang tidak ditutup akan kotor dan menjadi tempat bakteri dan kuman,".
Beri penjelasan yang bisa diterimanya secara logika. Dengan hal tersebut, Anda dan si dia tak perlu mengalami perdebatan panjang hanya karena masalah sepele yaitu tutup toilet.
Masalah lain yang sering terjadi adalah masalah kepercayaan. Sebanyak 24 persen perempuan memilih masalah kepercayaan menjadi duri dalam pernikahannya. Masalah kepercayaan punsebenarnya bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik antara Anda dan pasangan.
Sebanyak 23 persen perempuan memilih masalah keuangan yang menjadi biang keladi retaknya sebuah pernikahan. Sedangkan masalah membesarkan anak dipilih oleh 9 persen perempuan. Sisanya, sebanyak 6 persen perempuan merasa waktu kebersamaan adalah masalah utama dalam pernikahannya.